Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita membocorkan pemerintah akan memberikan subsidi untuk penggunaan kendaraan listrik. Dengan demikian pembelian motor listrik baru dan motor konversi dari mesin BBM menjadi motor listrik pun akan diberikan insentif.
“Juga untuk motor listrik yang baru insentif sekitar Rp 8 juta. Sementara motor konversi menjadi motor listrik akan diberikan insentif sekitar Rp 5 juta,” ujar Agus dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.

Meski demikian, dijelaskan bahwa tidak semua motor listrik akan mendapatkan subsidi dari pemerintah. Ada syarat-syarat tertentu agar motor listrik mendapat subsidi.

“Insentif akan diberikan kepada pembeli yang membeli mobil atau motor listrik yang mempunyai pabrik di Indonesia,” ujar Agus.

1. Indika Energy (INDY)
Setelah sempat ramai diberitakan, akhirnya Presiden Direktur Indika Energy Arsjad Rasjid telah memamerkan motor listrik di arena Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS). Motor tersebut dibuat oleh PT Ilectra Motor Group (IMG) yang bergerak dalam industri kendaraan listrik (EV) roda dua dengan brand ALVA.

Sebelumnya, INDY bersama dengan anak usaha, PT Indika Energy Infrastructure, telah mendirikan perusahaan dengan nama PT Solusi Mobilitas Indonesia (SMI). Penyertaan saham perusahaan dalam SMI merupakan langkah perusahaan untuk melakukan ekspansi usaha ke sektor kendaraan listrik di Indonesia.

INDY memiliki 99,998% saham senilai Rp 49,99 miliar sedangkan 0,002% sisanya senilai Rp 1.000.000 dimiliki oleh Indika Energy Infrastructure (IEI). Tahun lalu, INDY juga mendirikan PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI). Nilai investasi untuk pendirian perusahaan ini mencapai Rp 40 miliar.

2. TBS Energi Utama (TOBA)
Selanjutnya ada emiten batu bara PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) yang pada November tahun lalu membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan raksasa ride-hailing Gojek terkait pengembangan bisnis sepeda motor listrik di Indonesia.

Dibentuknya joint venture itu antara lain, perusahaan ini nantinya akan bergerak dalam bidang perakitan sepeda motor, perdagangan sepeda motor, reparasi dan perawatan sepeda motor, pembiayaan, perakitan baterai untuk kendaraan bermotor hingga penyedia stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum.

Perusahaan patungan tersebut didirikan untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik Electrum. TOBA memiliki target ambisius yaitu untuk dapat menjual motor listrik sebanyak 500 ribu hingga 2025 mendatang.

3. NFC Indonesia (NFCX) dan M Cash Integrasi (MCAS)
PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS), melalui anak usahanya PT NFC Indonesia Tbk (NFCX), dari Grup Kresna, menggandeng perusahaan layanan kurir PT SiCepat Ekspres Indonesia (SiCepat) memasuki bisnis kendaraan listrik (EV) dengan membentuk perusahaan patungan (joint venture) bernama PT Energi Selalu Baru (ESB).

Perusahaan menyebut akan gelontorkan dana sekitar Rp 300 miliar-Rp 400 miliar sampai dengan tahun 2023 untuk memproduksi motor listrik Volta. Hingga akhir tahun 2022, NFC Indonesia menargetkan produksi motor listrik bisa mencapai 10.000 unit.

4. Gaya Abadi Sempurna (SLIS)
Apabila emiten lainnya baru berusaha masuk ke sektor EV, PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) memang berfokus ke perakitan kendaraan listrik, baik itu sepeda listrik maupun motor listrik. Selain itu, SLIS juga memiliki lini usaha perdagangan komponen elektronik, seperti lampu dan kipas angin.

Untuk sepeda listrik, SLIS memiliki sejumlah produk, seperti E-moped yang bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari mulai dari membeli barang kebutuhan pokok di pasar. Selain E-moped, SLIS juga mengeluarkan produk e-bike, yang ditujukan untuk para penggemar sepeda gunung.

Di samping sepeda listrik, SLIS juga punya ‘jagoan’ sepeda motor setrum, E-Motor yang memiliki tampilan seperti motor matic. SLIS juga punya jenis kendaraan listrik lain dengan nama SPV sampai scooter.

5. Wijaya Karya (WIKA) dan IBC
Tidak hanya emiten swasta, emiten pelat merah alias BUMN Karya PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), melalui anak usahanya, juga masuk ke bisnis EV dengan menguasai mayoritas kepemilikan produsen sepeda motor listrik buatan lokal, Gesits.

Anak usaha Wika, PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi (WIKON), mengambil alih sebanyak 10,66% saham produsen motor listrik Gesits, PT Gesits Technologies Indo (GTI) dari PT WIKA Industri Manufaktur (WIMA).

Kementerian Perindustrian menargetkan, produksi kendaraan elektrifikasi, termasuk listrik murni dan hybrid, untuk jenis roda empat dan roda dua, bisa lebih dari 2 juta unit pada 2025. Terdiri dari 400 ribu unit roda empat dan 1,76 juta unit roda dua.

Saat ini Indonesia Battery Corporation (IBC) menguasai 53,93% saham PT Wika Industri Manufaktur (WIMA), produsen motor listrik Gesits.

6. Agung Pamungkas atau Don Papank (Tangkas)
The Agung Pamungkas (Tangkas) bagian dari grup Pamungkas adalah pemilik tunggal motor listrik merek Tangkas, serta master Indonesia untuk produk electric vehicle merek U-Winfly.

Electric vehicle merek U-Winfly saat ini sudah menjadi market leader di Indonesia, dengan penjualan antara 15.000 – 20.000 unit per bulan selama tahun 2021, bahkan sudah disebut sebagai Motor Rakyat, dengan spec yang sama dibandingkan kompetitor, namun harganya yang sangat kompetitif.

7. Grup Djarum dan Hartono Bersaudara
Polytron di bawah naungan Grup Djarum tak hanya masuk ke bisnis rokok dan elektronika, tapi kendaraan roda dua listrik.

Polytron Indonesia merilis dua motor listrik baru, yakni Fox-R dan T-Rex di ajang Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2022 di JCC, Senayan, Jakarta hari ini, Rabu (2/11/2022). Peluncuran ini seakan memberi sinyal produsen peralatan elektronik ini semakin berani menggarap pasar motor listrik di Tanah Air.

“Harapannya dengan dukungan pemerintah dan dukungan masyarakat yang kuat maka industri motor listrik akan makin maju dan berkembang. Polytron akan terus mengedepankan inovasi dan kreasi agar dapat memenuhi kebutuhan kendaraan listrik di Indonesia,” kata Commercial Director Polytron Tekno Wibowo.

Sumber : https://finance.detik.com/industri/d-6469483/bakal-disubsidi-pemerintah-ini-sederet-nama-produsen-motor-listrik-lokal